Sabtu, 03 Maret 2012

Bioteknologi


A.      Bioteknologi konvensional
Apa yang kamu ketahui tentang bioteknologi? Bioteknologi adalah prinsip-prinsip dari ilmu dan teknologi untuk memproses materi melalui agen biologi agar dapat meningkatkan nilai tambah. Bioteknologi dapat diartikan pemanfaatan biologi untuk kesejahteraan umat manusia.
Bioteknologi konversional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroba untuk menghasilkan produk barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan manusia melalui proses fermentasi. Mikroba yang digunakan antara lain bakteri dan jamur.
1.     Mikroba dapat menggubah bahan pangan menjadi bentuk lain
Beberapa jenis mikroba dikenal mempunyai kemampuan untuk menggubah bahan pangan menjadi bentuk lain. Hal tersebut dapat dilakukan melalui proses fermentasi. Kemampuan mikroba tersebut mendorong banyak orang untuk melakukan berbagai proses kultur mikroba dalam kontainer (fermenter atau bioreaktor). Dalam industri fermentasi, mikroba tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis makanan antara lain sebagai berikut.
a.  Tapai
Gambar Tapai Ketan








gambar tapai singkong
Tapai yang biasa kita kenal ada dua jenis, tergantung bahan dasarnya, yaitu tapai ketan dan tapai singkong. Tapai ketan dibuat dengan bahan dasar ketan, sedangkan tapai singkong dibuat bahan dasar singkong (ketela pohon).
     Kedua jenis tapai tersebut merupakan hasil dari proses fermentasi mikroba. Mikroba tersebut biasanya berupa saccharonyces cerevisiade, mucor chlamy doporus, dan endomycopsis fibuligera. Mikroba tersebut menghasilkan enzim yang dapat mengubah tepung  menjadi gula dan alkohol.


b. Tempe
Gambar Tempe
Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan sporamikroorganisme, dalam hal ini kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang dari genus Rhyzopus oryzae. Ryzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus arrhyzuz, dan Rhyzopus Oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai dan memfermentasiakn menjadi produk tempe. Proses fermentasi tersebut menyebabkan terjadi perubahan kimia pada protein, lemak dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai 9 kali.

Bagaimana cara membuat tempe? Pada dasarnya, proses pembuatan tempe merupakan penanman mikroba dari jenis kapang pada media kedelai sehingga terjadi fermentasi. Pada pembuatan tempe, pemakaian ragi dalam jumlah/dosis yang tidak tepat akan merugikan karena fermentasi akan berlangsung secara tidak sempurna (jika jumlah ragi kurang) dan akan menjadi fermentasi lanjut (jika jumlah ragi teralu banyak)

c.  Kecap
Gambar Kecap
Dalam pembutan kecap, jamur seperti Aspergilus oryzae dibiakkan pada kulit gandum terlebih dahulu. Kemudian bersama-sama dengan bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.


d.    Keju
 Gambar Keju



Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu  laktobacillus dan steptococcus. Bakteri tersebut berfungsi menfermentasiakan laktosa dan suhu menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan pemanasan suhu 900 atau dipasuterisasi, kemudian didinginkan sampai 300. Selanjutnya bakteri asam laktat di tananm. Akibat dari kegiatan bakteri tersebut pH menurun dan susu terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat. Selanjutnya ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda. Untuk mengumpulkan dadih.Enzim renin sekarang ini telah diganti dengan enzim buatan, yaitu klimosin
Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 320-420 C dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk makanan sapi

e.   Mentega
Gambar Mentega
Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme steptococcus lactis dan leuconostoc cremosis. Bakteri-bakteri tersebut membentuk proses pengasaman. Selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega dipisahkan. Kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega yang siap makan.




2.  Mikroba dapat Dimanfaatkan dalam Pembuatan Bahan Bakar Alternatif
Saat ini telah ditemukan 2 jenis bahan bakar yang diproduksi dari fermentasi limbah, yaitu gasahol (alkohol) dan gas bio (metana).
         a.   Gasahol
 Pada 1970-an harga minyak meningkat. Oleh karena itu, sebagai negara bekembang Brazil mencoba untuk mencari alternatif energi lain yaitu gasohol. Gasahol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap gula tebu yang melimpah. Gasahol bersifat murah, dapat diperbaharui, dan tidak menimbulkan polusi.
Setelah tebu diambil gulanya, maka tersisahlah limbah berserat yang disebut bagasse. Bagasse dapat proses pembuatan gasohol meliputi 4 langkah utama yaitu berikut ini.
1)    Penanaman tebu
2)    Ekstrasi gula dengan memecah dan membilas tebu
3)    Mengkristalkan sukrosa, yang menyisakan sirup glugosa yang disebut molasse.
4)    Fermentasi molasse oleh khamir saccharomyces cerevisiae menjadi alkohol pekat.
5)    Distilasi (penyulingan) alkohol pekat menjadi etanol murni, memakai sumber tenaga dari bagasse.
       b.   Gas bio
Gas bio dibuat dalam fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran organisme. Pada fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan digunakan untuk bahan bakar. Di China, India, dan  negara-negara lain beberapa kelompok desa memiliki fermeter gas bio untuk menghasilkan metana selama bertahun-tahun. Kedalam fermenter tersebut, dimasukkan fase hewan, daun-daun, kertas dan lain-lain yang akan diuraikan oleh bakteri dalam fermeter. Bakteri yang berperan dalam pembuatan gas bio berasal dari kelompok bakteri metanogen. Berikut ini merupakan persamaan reaksi terbentuknya gas bio.

C6H12O6                   3CH4              +   3CO2
(glukosa)                 (metana)        (karbon dioksida)

Dalam setahun, kotoran dari seekor sapi dapat diubah menjadi gas bio yang nilainya sebanding dengan 227 liter bensin. Setiap 0,5kg kotoran sapi dapat menghasilkan gas bio yang cukup untuk memasak daging dalam satu keluarga setiap hari. Di China, lebih dari 18 juta keluarga telah membangun sarana gas bio. Gas tersebut dapat dimanfaatkan untuk memasak, penerangan, bahan bakar traktor dan mobil, serta untuk menggerakkan generator listrik.

3.     Mikroba dapat Dimanfaatkan sebagai Vaksin                                                     Vaksin (dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar".
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).

3.   Mikroba dapat menghasilkan Antibiotika
Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.
Banyak antibiotika saat ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya kuinolon).
Antibiotika yang akan digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, harus mememiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin.
Artinya, antibiotika tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk manusia.
Antibiotika adalah obat yang sangat ampuh dan sangat bermanfaat jika digunakan secara benar. Namun, jika digunakan tidak semestinya antibiotika justru akan mendatangkan berbagai mudharat.
Yang harus selalu diingat, antibiotika hanya ampuh dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus. Karena itu, penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

gambar Resistensi Antibiotika

Tidak tepat sasaran, salah satunya adalah pemberian antibiotika pada pasien yang bukan menderita penyakit infeksi bakteri. Walaupun menderita infeksi bakteri, antibiotika yang diberikan pun harus dipilih secara seksama. Tidak semua antibiotika ampuh terhadap bakteri tertentu.
Setiap antibiotika mempunyai daya bunuh terhadap bakteri yang berbeda-beda. Karena itu, antibiotika harus dipilih dengan seksama. Ketepatan dosis sangat penting diperhatikan



Tidak tepat dosis dapat menyebabkan bakteri tidak terbunuh, bahkan justru dapat merangsangnya untuk membentuk turunan yang lebih kuat daya tahannya sehingga resisten terhadap antibiotika.
Karena itu, jika dokter memberikan obat antibiotika, patuhilah petunjuk pemakaiannya dan harus diminum sampai habis.
Pemakaian antibiotika tidak boleh sembarangan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Itu sebabnya, antibiotika tidak boleh dijual bebas melainkan harus dengan resep dokter.
Terlalu sering mengonsumsi antibiotika juga berdampak buruk pada ''bakteri-bakteri baik'' yang menghuni saluran pencernaan kita. Bakteri-bakteri tersebut dapat terbunuh, padahal mereka bekerja membuat zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan kita.
Golongan antibiotika
Antibiotika dapat digolongkan sebagai berikut :
1.    Antibiotika golongan aminoglikosid, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
2.    Antibiotika golongan sefalosforin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
3.    Antibiotika golongan klorampenikol, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
4.    Antibiotika golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
5.    Antibiotika golongan penisilin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan.
6.    Antibiotika golongan beta laktam golongan lain, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
7.    Antibiotika golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri.
8.    Antibiotika golongan tetrasiklin, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
Untuk pemilihan antibiotika yang tepat sesuai kebutuhan dan keluhan anda ada baiknya anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.
Di apotik online medicastore anda dapat mencari antibiotika yang telah diresepkan dokter secara mudah dengan mengetikkan di search engine medicastore. Sehingga anda dapat memilih dan beli antibiotika sesuai kebutuhan anda.
5. Mikroba dapat memisahkan Logam dari Bijihnya
Teknik pemisahan logamdan bijihnya melalui aktivitas mikroba telah lama dilakukan oleh manusia. Pada abad X orang mesir telah mengenal bakteri sebagai mikroba pengestrak logam. Bakteri dapat digunakan mengektrasi tembaga secara kimia dari batuan yang mengandung logam kosentrasi rendah. Mikroba tersebut berfungsi mengikat ion-ion tembaga dari batuan, memisahkanya, kemudian membawanya dalam larutan untuk mempercepat pemulihan ion-ion tersebut menjadi tembaga yang sebenarnya. Teknik tersebut sangat berhasil dilakukan di Amerika Serikat. Selain tembaga, logam lain seperti uraniun, juga ditambang dengan menggunakkan jasa bakteri.
Disamping mengguntungkan secara ekonomi, teknik pemisahan logam dengan bantuan mikroba tersebutjuga bermanfaat terhadap masalah lingkungan. Dalam proses tersebut bakteri mempunyai kemampuan untuk membuang sulfur dari batu bara (bahanm bakar fosil) sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran dapat dihindar. Perlu diketahui, bahwa pembakaran batu bara yang masih mkengandung sulfur dapat mengakibatkan terbentuknya sulfur dioksida di atmosfer yang merupakan gas pemicu terjadinya hujan asam.

6. Mikroba dapat Dimanfaatkan untuk membasmi tanaman                 Pestisida biologi merupakan pemanfaatan makhluk hidup yang dapat menurunkan populasi hama tanaman. Dalam hal ini mikroba dapat berperan sebagai pengganti zat kimia dalam membasmi seranggapemakan tanaman. Pestisida yang saat ini banyak digunakan sebagai pestisida biola adalah Bacillus Thuringiensi.
  B.      Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang mengoptimalkan pemanfaatan bioklogi sel dan biologi molekuler untuk membuat produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Berbeda dengan bioteknologi konvensional,bioteknologi modern mengoptimalkan pemanfaatan teknik rekayasa genetika untuk mengubah sifat suatu organisme sehingga organisme yang bersangkutan memiliki kemampuanseperti yang diinginkan. Berikut ini merupakan contoh beberapa aplikasi bioteknologi dalam kehidupan.
1.     Aplikasi bioteknologi dalam bidang kedokteran
a.  Pembuahan vaksin
Vaksin yang digunakan untuk mencegah tubuh terserang penyakit dapat berasal dari mikroorganisme, seperti virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut. Akan tetapi, vaksin tersebut seringkali menimbulkan efek samping yang merugikan, antara  lain sebagai berikut :
1.  Mikroorganisme yang digunakan untuk membuat vaksin kemungkinan masih mampu menyebabkan penyakit.
2.  Mikroorganime yang digunakan untuk membuat vaksin kemungkinan masih melanjutkan proses produksi.
 3.  Ada sebagaian orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel yang tertinggal dari produksi vaksin.
 4. Orang-orang yang bekerja dalm membuat vaksin kemungkinan bersentuhan dengan organisme berbahaya (bahan vaksin).
Untuk membantu mengurangi risiko atas, maka pembuatan vaksin secara konvensional diubah dengan menggunakan rekayasa genetika. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut.
1)   Misalkan gen-gen organisme penyebab sakit yang berperan dalam menghasilkan antigen
2)    Menyiapkan gen-gen tersebut kee dalam organisme yang kurang patogen
 3)     Mengkulturkan organisme hasil rekayasa.
4)    Mengektraksi antigen, kemudian digunakan sebagai vaksin
b.    Pembutan insulin
Insulin manusia dapat dihasilkan dari teknik rekayasa genetika dengan teknologi plasmid. Insulin merupakan hormon yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah, yaitu dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen. Hormon ini sangat dibutuhkan oleh para penderita gula (diabetes melitus).
Produksi inusilin dapat di lakukan dengan cara mentranplantasikan gen-gen pengendali hormon insulin dihasilkan. Dewasa ini bakteri begitu banyak dikulturkan dengan tujuan komersial. Keberhasilan memindahkan gen inusilin manusia kedalam sel bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi. Proses tersebut dikembangkan oleh Eli Liliy and Co. Pada tahun 1976, yaitu dengan menghasilkan produk yuang dikenal sebagai humolin. Sekarang, melalui bioteknologi banyak enderuita penyakit gula yang tertolong untuk pemenuhan kebutuhan insulin.
c.      Pembuatan Antibodi Monoklonal
Antibodi monoklonal merupakan antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggsl stsu sel klon yang hanya mengenal suatu jenis antigen.
Pada tahun 1975, kohler dan milstein dalam percobaan mereka yang terkenal menunjukkan bahwa limfosit yang dapat menghasilkan antibodi dapat di lebur dengan sel melioma (hibridoma). Peleburan itu dapat mengespresika  limfosit penghasil antibodi yang spesifik maupun sifat meiloma yang memperbanyak sel secara kontinyu, maka timbulah antibodi monoklonal.
Manfaat antibodi monoklonal antara lain sebagai berikut.
1)  Untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil.
  2)    Mengikat racun dan menonaktifkannya.
3)  Mencegah penolakan jaringan terhadap hasil tubuh transplantasi jaringan lain.
2.     Aplikasi Bioteknologi dalam Bidang Pertanian
Dewasa ini perkembangan industri semakin maju dengan pesat. Akibatnya, banyak lahan pertanian yang tergeser, terutama di daerah perkotaan. Di sisi lain kebutuhan hasil pertanian semakin meningkatnya jumlah penduduk. Bagaimana cara mengatasi hal tersebut ? salah satu cara yaitu dengan meningkatkan produktivitas tanaman. Dengan cara tersebut diharapkan dari lahan yang tebatas didapatkan hasil produksi yang banyak dan bekwalitas. Untuk mendukunhg hal tersebut dewasa ini telah dikembangkan bioteknologi di bidang pertanian antara lain sebgai berikut.
 a.   Pembuatan Tumbuhan Tahan Lama
Cara yang digunakan untuk membuat tanaman yang tahan  lama melalui rekayasa genetika adalah dengan cara rekombinasi gen dan kultur sel. Contohnya, untuk mendapatkan tanaman  kentang yang kebal penyakit maka diperlukan gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut kemudian disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang tersebut kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang tahan penyakit. Selanjutnya tanaman ketang tersenut dapat diperbanayak dan disebarluaskan.
b.    Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata yunani hydro yang berarti air dan ponos yang berarti pekerja. Jadi, hidroponik artinya pengerjaan air atau bekerja dengan air. Dalam perakitanya hidroponik dilakukan dengan berbagai metode, tergantung media yang digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam hidroponik antara lain kultur air (menggunakan media air), metode kultur pasir (menggunakan media pasir) dan metode porus (menggunakan media krikil, pecahan batu bata, dan lain-lain). Metode yang tergolong berhasil dan mudah diterapkan adalah metode kultur pasir.
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik antara lain tanaman dapat di budidayakan disemua tempat; resiko tanaman karena banjir, kurang air dan erosi,tidak;tidak perlu lahan yang luas;pertumbuhan tanaman lebih cepat;bebas dari hama;hasilnya berkualitas dan berkwantitas tinggi, serta hemat biaya perawatan.
c.    Aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya. Jadi, aeroponik adalah pemberdayaan udara. Sebenarnya aeroponik merupakan tipe hidroponik karena air yang berisi larutan unsur hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung akan menyerap lautan harga tersebut.
Prinsip dari aeroponik adalah sebagai berikut. Helaian stirofoam diberi lubang-lubang tanaman dengan jarak 15 cm. Dengan menggunakan ganjal busa/rockwool, anak semai sayuran ditancapkan pada lubang tanam. Akar tanaman akan menjuntai bebas kebawah. Dibawah helaian stirofoam terdapat sprinkler (pengabut) yang memancarkan kabut larutan hara keatas hingga mengenai akar. Alat ini dijalankan oleh pompa air bertekanan tinngi secara terus menerus tanpa henti. Jika pompa berhenti teralu lama, lebih dari 15 menit, akar tidak mendapat semburan hara sehinnga dapat menyebabkan tanaman layu. Oleh karena itu, diperlukan generator untuk mengantisipasi bila listrik mati.
d.    Pembuatan tumbuhan yang mampu Mengikat Nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur dari protein DNA dan RNA. Pada tumbuhan polongan sering ditemukan adanaya nodul pada akarnya. Di dalam nodul terdapat bakteri Rhizobiumyang dapat mengikat nitrogen  bebas dari udara. Akibatnya tumbuhan polong-polongan dapat mencukupi kebutuhan nitrogen. Sebaliknya, bakteri membuang gula dari tumbuhantersebut.
Para ahli bioteknologi mencoba mengembangkan agar bakteri Rhizobium dapat hidup didalam akar selain tumbuhan polong-polongan. Di samping itu, mereka juga berupaya meningkatkan kemampuan bakteri dalam menambah nitrogen dengan teknik rekombinasi gen. Kedua uapaya tersebut dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan pupuk nitrogen yang ini banyak digunakan di lahan pertanian.
3. Aplikasi biotekbnologi dalam Bidang Peternakan 
Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk peternakan. Produkl tersebut misalnya berupa hormon pertumbuhan yang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan buatan atau BST (Bovin Somatotropin Hormon). Hormon tersebut direkayasa dari bakteri yang jika diinfeksikan pada hewan dapat mendorong pertumbuhsn dan menaikkan produksi susu sampai 20%. Produk bioteknologi lainnya yang berkaitan dengan peternakan berupa vaksin dan antibodi yang berguna untuk mengobati penyakit hewan.
Rekombinasi DNA yang mengarah pada pembentukan organisme transgenik (organisme yang mengandung gen dari spesies lain). Dapat dikembangkan dalam peternakan . Pembentukan organisme tersebut dengan menyuntikkan DNA asing pada sel-sel telur ataupun pada sel-sel embrio awal. Dengan cara tersebut dapat digabungkan beberapa sifat organisme yang bermutu yang sesuai dikehendaki. Teknologi tersebut mempunyai gambaran masa depan yang baik untuk mengembangkan hewan-hewan yang bernilai ekonomis, seperti domba, kambing, sapi, ikan, dan sebagainya.
4.    Aplikasi Bioteknologi dalam Bidang Lingkungan 
Umumnya limbah yang masuk ke lingkungan mengandung senyawa kimia yang sulit tergedrasiatau terurai. Senyawa tersebut sering menimbulkan masalah terutama terhadap kehidupan dimakhluk hidup. Untuk mengatasi masalah tersebut, para ahli telah mencoba menggunakan bioteknologi. Berbagai jenis bakteri dipercaya dapat membersihkan lingkungan dari bahan-bahan pencemar. Melalui rekayasa genetika (DNA rekombinan), ke dalam sel bakteri dimasukkan gen yang menjadi enzim khusus yang dapat menguraikan atau memecahkan ikatan zat kimia. Salah satu dari bakteri tersebut adalah bakteri peseodomonas Putida, yaitu sejenis bakteri yang mampu menguraikan oktan, xilen, dan kamfer (kapur barus). Kini para pakar rekayasa genetika mencoba mengkulturkan bakteri yang mampu mendegradasikan berbagai bentuk senyawa beracun di laboratorium.
5.    Aplikasi bioteknologi dalam Rekayasa Genetika
Pernakah kamu mendengar istilah rekayasa genetika? Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu karena DNA tersebut mempunyai struktur yang sama, sehinnga dapat direkomadasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-sifat makhluk hidup secara turun-temurun. Jadi, rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasi gen untuk menghasilkan makhluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi DNA. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya melalui transparasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekobinasi DNA.
a.  Fusi Sel
Fusi sel yaitu pelebaran dua sel balik dari spesies yang sama maupun berbeda supaya terbentuk sel bastar atau hibridoma. Fusi sel diawali oleh peleburan sitoplasma (plasmogami) dan peleburan inti sel (karigomi) manfaat fusi sel antara lain untuk pemetaan kromosom, membuat antibodi monoklonal, dan membentuk spesies baru. Didalam fusi sel diperlukan adanya.
1)    Sel Sumber gen (sumber sifat ideal)
2)    Sel Wadah (sel yang mampu membelah cepat)
3)    Fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel)
b.    Teknologi plasmid
Plasmid yaitu lingkaran DNA kecil yang terdapat di dalm sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya. Plasmid merupakan molekul DNA yang mengandung gen tertentu, dapat bereplikasi diri, dan dapat berpindah ke sel bakteri lain. Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama dengan plasmid induk. Karena sifat-sifatnya tersebut, plasmid digunakan sebagai vektor atau pemindah gen kedalam sel target.
c.      Tranplatasi
Transplatasi inti yaitu pemindahan inti dari suatu sel ke sel yang lain agar di dapatkan individu yang baru dfengan sifat yang sesuai dengan inti yang diterimanya. Inti sel tersebut dimasukkan ke dalam ovum tanpa inti. Maka terbentuklah ovum dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya. Kemudian inti-inti tersebut dimasukkan kedalam ovum tanpa inti yang lain sehingga terbentuklah ovum berinti diploid dalam jumlah banyak. Masing-masing ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yanmg sama.
d.    Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA yaitu proses penggabungan berbagai DNA dari sumber yang berbeda. Tujuannya untuk menggabungkan gen yang ada didamnya. Oleh karena itu, rekombinasi DNA disebut juga rekombinasi gen.
Rekombinasi DNA dapat dilakukan karena alasan-alasan sebagai berikut.
1)    Struktur DNA seetiap spesies makhluk hidup sama
2)    DNA dapat disambungkan.

 














Tidak ada komentar:

Posting Komentar